Saturday, September 4, 2010

Lompat batu Nias




Tradisi lompat batu awalnya merupakan simbol kedewasaan seorang pemuda. Ada semacam tradisi yang dulu hidup di tengah masyarakat Nias Selatan, bahwa seorang pemuda yang ingin menikah harus bisa lompat batu. Jika tidak bisa, sang pemuda harus siap-siap menghabiskan sisa usianya dengan hidup melajang.
Sedangkan di Gomo, Nias Tengah, pemuda yang ingin menikah harus bisa mempersembahkan kepala orang kepada calon mertua. Tanpa itu, diyakini pasti akan ada sesuatu yang terjadi di belakang hari, entah bencana atau kekisruhan dalam keluarga.
Namun, sejak datangnya agama, tradisi-tradisi tersebut tidak lagi berlaku. Lompat batu kini semata-mata jadi hiburan bagi para wisatawan.



Nias dikenal luas sebagai daerah favorit para penyuka olahraga berseluncur (surfing). Ombaknya tinggi. Pantai di Nias Selatan yang eksotis, bahkan pernah masuk dalam lima besar kawasan paling ideal di dunia untuk ber-olahraga surfing.

Rumah adat NIAS



suport by FLYANDCLONE ®

No comments:

Post a Comment