Friday, March 18, 2011

Manfaat Bermain Piano

Ada banyak manfaat atau pengaruh positif musik khususnya piano bagi seorang anak. Bermain piano dapat menstimulasi intelligensi atau kecerdasan anak yang belajar musik.

Dr. Gordon Show atau Dr. Frances Rausche belajar piano bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan atau intelligensi seorang anak. Bermain piano juga memberikan masa depan bagi seorang anak. Jika seorang anak belajar piano, dapat menstimulasi kecerdasannya dalam bidang pelajaran yang lain? Bahkan dalam kesimpulan para psikolog menyebutkan bahwa bermain musik terutama piano disebut-sebut sebagai “perangkat pendidikan’ yang dapat membantu ekselerasi perkembangan seorang anak. Bukan berarti seorang anak harus bisa memainkan piano itu dengan sempurna, tetapi yang terpenting ia bisa menggali kemampuannya yang terpendam.


Yang terpenting dalam bermain piano adalah aspek konsentrasi. Sepintar apapun seseorang dalam bermain piano jika konsentrasinya terganggu ia tidak bisa memainkan piano dengan baik. Nilia-nilai konsentrasi, koordinasi dan kepercayaan diri ini dianggap dapat membantu seorang pemain piano lebih unggul dalam bidang lain dibanding dengan mereka yang tidak belajar musik. Itulah sebabnya selalu disarankan bahkan dituntut dari orangtua siswa piano prasekolah untuk turut membantu dan memberikan keadaan yang kondusif agar anaknya bisa belajar atau latihan piano. 

Artinya, suasana di rumah harus tenang dan terhindar dari keributan agar si anak prasekolah bisa belajar berkonsentrasi walaupun dengan tempo yang singkat.
Jadi konsentrasi sangat dibutuhkan dalam belajar piano. Coba anda bayangkan suatu proses belajar piano. Seorang anak akan mencoba mempelajari lagu yang akan dimainkannya melalui membaca not-not pada garis-garis musik buku piano yang terpajang di piano. Kemudian ia mempergunakan kedua pendengarannya dan mempergunakan lengan, tangan, kaki, dan keseluruhan jari-jemarinya untuk memainkan piano. Dan kesemuanya itu berlangsung dalam waktu yang bersama-sama. Ketahuilah bahwa tidak ada aktivitas yang mampu menandingi skill seperti ini.

Aspek koordinasi pikiran dan otot juga memiliki peranan penting. Ada suatu koordinasi yang baik antara mata, tangan bahkan kaki dalam memainkan piano yang tentu semua ini bisa terlaksana atau terkoordinasi dengan baik karena kedua sisi otak anak dipergunakan bersama-sama dalam waktu yang bersamaan.
Dalam menghafal pelajaran matematika atau kimia, hanya memakai otak sisi kiri saja tetapi bermain musik lebih fokus pada otak sisi kanan dan pada saat yang sama  mamakai otak sisi kiri.

BELAJAR PIANO DIBUTUHKAN KONSENTRASI

Jika seorang anak yang bermain piano sudah terbiasa mengkonsentrasikan pikirannya dan mengkoordinasikan seluruh pikiran dan otot tubuhnya, rasa percaya diri itu kemudian akan berkembang. Anak akan mulai berani bereksperimen, bila konsentrasi dan koordinasi yang sudah terbentuk dalam diri si anak. Ketika konsentrasi dan koordinasi optimal maka meningkatkan pikiran dan otot tubuh, maka memainkan piano atau tampil dalam suatu pertunjukan bukanlah hal yang sulit. Ia akan memainkan piano seakan ia sendiri yang ada dalam pertunjukan tersebut, tanpa menyadari bahwa ada banyak orang di sekitarnya yang sedang menyaksikan diri dan jari-jemarinya. Namun hanya berkonsentrasi dan mengkoordinasikan pikiran dan otot tubuhnya dengan menunjukkan ekspresi permainan musik yang indah dan menakjubkan. 

Belajarlah berkonsentasi dan mengkoordinasikan pikiran dan otot tubuh anda dalam bermain piano. Fokuslah pada permainan piano dan belajarlah mengekspresikan diri dalam permainan piano. 

Piano berbentuk papan tuts tunggal, sepanjang 88 tuts atau kurang lebih 7 ½ oktaf, dengan bilah tuts yang lebih tebal dan berat dibandingkan keyboard.

Piano Terbagi atas piano akustik dan piano digital. Kalau piano akustik memiliki sumber bunyi dari senar logam yang dipukul dengan tuts, jadi tidak digerakkan oleh listrik.
Harga baby grand piano yang paling murah sekitar 60 juta-an, itupun second. Kalau upright piano yang second mulai dari sekitar 8 juta-an. 

Sekarang juga sudah banyak piano digital, yang sumber bunyinya berasal dari hasil sampling piano akustik yang digerakkan oleh listrik. Panjangnya antara 76 hingga 88 tuts. Harganya mulai dari 3 juta-an. 
 
Tapi harus hati-hati memilih karena tutsnya berbeda-beda. Ada yang namanya weighted keys atau graded hammer keys, maksudnya tutsnya lebih berat dan tebal seperti piano akustik. Tapi ada juga yang tidak setebal itu atau malah ringan seperti tuts keyboard biasa.
Keyboard ada yang berjenis synthesizer, interactive/intelligent/portable/arranger keyboard, controller, sampler dan workstation. 

Belajar piano pada keyboard

Pada awalnya tidak masalah kalau hanya untuk menguasai basic piano. Tapi jangka panjang mungkin perlu beli piano. Kalau belum mampu beli piano akustik bisa dengan piano digital. Tapi tetap saja mekanisme tutsnya masih lebih natural dan nyaman piano akustik.
Mitos:
• Bisa piano berarti bisa semua alat.
• Belajar keyboard gak serius, cuma hiburan. Kalau mau serius belajarlah piano.
• Belajar piano klasik yang paling baik, nanti kalau mau belajar pop atau jazz lebih gampang.
• Main keyboard bisa “merusak” jari. 

Tuts keyboard memang lebih ringan dan tidak se-ekspresif piano. Semua poin di atas sudah kamu penuhi baru datang ke kursus musik terdekat atau hubungi guru piano/keyboard ke rumah. Kalau mau belajar sendiri, coba cari buku-buku piano/keyboard yang bisa dibeli di toko buku. 

Seringkali saya mendapat pertanyan: “Saya atau anak saya sudah sekian tahun les piano atau keyboard tapi kok gak bisa-bisa sih!”. Pertanyaan ini harus diperjelas, “bisa” yang diharapkan itu seperti apa? Setelah di probe ternyata ada beberapa jawaban.

1. Bisa main lagu apa saja tanpa lihat buku.
2. Bisa ngiringin nyanyi lagu apa saja.
3. Bisa main band seperti band-band di tivi.
4. Bisa improvisasi
5. And the list goes on and on.

Kebanyakan musisi senior kita nggak ngerasain sekolah musik. Mereka adalah special people with special talent, yang udah nyemplung di dunia enetertainment di usia muda. Memang jaman dulu belum ada sekolah musik, karena yang ngerti musik-pun sedikit. Rata-rata mereka memiliki feel atau musical soul, hearing dan grooving yang kuat. Wah apa tuh tadi? Feel adalah bagaimana bermain dalam jenis musik yang berbeda-beda. Hearing adalah kemampuan mengenali nada, chord dan ketukan dengan hanya mendengar. Grooving adalah kemampuan mengikuti ketukan yang berbeda-beda dalam setiap jenis musik. Apabila seseorang memiliki ketiga unsur tersebut ditambah memori yang kuat, dia boleh dibilang berbakat dalam musik. Tapi ternyata mereka yang otodidak memiliki beberapa kelemahan.

1. Belum tentu mereka memiliki fingering atau penjarian yang rapi, enak dilihat.
2. Kurang lancar baca not, apalagi menguasai teori musik.
3. Kurang menguasai metode mengajar yang baik karena metode belajar mereka belum tentu bisa diikuti semua orang. 

Kebanyakan musisi otodidak adalah pemain yang baik, tapi mereka kesulitan mentransfer ilmu mereka ke orang lain. Murid yang setengah “jadi” atau setengah “bisa”yang akan berkembang.
Sekarang sudah ada buku tutorial piano dan keyboard yang cukup bagus dari dalam atau luar negeri, dilengkapi CD pula jadi bisa belajar sendiri. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila hendak kursus piano .

1. Cari referensi tentang sekolah musik yang ingin dimasuki dari orang lain yang sedang dan pernah belajar atau lebih bagus lagi dari pengajar musik.
2. Kenali guru kita, minta juga referensi dari orang lain tentang bagaimana permainannya, lulusan mana, gimana ngajarnya, dll.
3. Ceritakan kepada guru atau instruktur apa saja harapan kita dari belajar musik. Tanyakan juga metode belajarnya, punya lesson plan
4. Jangan sampai salah jurusan,

Sekarang ini udah mulai banyak kok kursus dan sekolah musik dengan metode yang baik. Banyak juga lho pengajar piano lulusan overseas. Tapi jangan masuk ke kursus yang nggak punya metode dan kurikulum. Bisa dilihat kok dari materi per tingkat dan buku-bukunya. Kalau sudah dapat guru dengan metode dan kurikulum yang bagus, jangan malas latihan. Buat komitmen untuk latihan sekian menit setiap hari. Kalau gak ada kemajuan, jangan salahkan orang lain. Kalau bisa dengarkan sebanyak mungkin musik dari CD atau kaset untuk memperluas wawasan bermain.

Misteri Improvisasi (Spontaneous)
Dalam musik kontemporer Improvisasi terbagi atas tiga aktivitas:

1. Memainkan melody secara spontan berdasarkan progresi chord yang sudah ada.
2. Men-subtitusi atau mereharmonisasi chord-chord yang sudah ada.
3. Mengubah style atau rhytm sebuah komposisi.

Cara berlatih Improvisasi, beberapa hal yang perlu dilakukan:

1. Dengarkan musik, dengarkan musik! Mulailah ber-diet mendengarkan musik..
2. Minta guru/instruktur musik kamu memberikan latihan ear training. Anda harus peka menangkap perbedaan tinggi rendah nada, ketukan, jenis chord dan lain-lain.
3. Putar lagu favorit kamu dan mulai mencari melodi dan chordnya kemudian tulis dalam staff (buku/kertas garis 5). Bila belum lancar not balok pakai not angka boleh.
4. Latihan kecepatan dan power jari
5. Ajak teman-teman bikin band. Atau ajak siapa aja yang bisa nyanyi atau main musik.
Improvisasi spontan terjadi melalui proses pengumpulan ide-ide musikal dari musik yang kita dengar. Kemudian kita hanya tinggal memainkan ide-ide yang ada di kepala.

Bisa Piano belum Berarti Bisa semua Alat Musik

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang yang sudah nyebur di piano klasik sekian lama harus mulai dari nol lagi ketika belajar piano kontemporer atau keyboard.
1. Perbedaan alat menyebabkan perbedaan kebiasaan bermain. Hanya dibutuhkan tangan kanan dan kiri ketika bermain piano, mungkin ditambah satu kaki untuk pedal. Tapi untuk bermain organ atau electone kedua kaki dan tangan harus main semua. Ketika bermain keyboard, tangan kanan dan kiri juga harus aktif menekan dan mengatur setting yang ada pada panel.
2. Biasanya murid klasik sering mati kutu kalau harus mengikuti rhytm yang berbeda-beda dari jenis musik. Ada yang harus main swing, straight, syncop yang rapat, dan lain lain. Sedangkan materi lagu pada pelajaran organ, keyboard atau piano pop berisi lagu-lagu kontemporer dengan mood rhytm yang berbeda-beda.
3. Belum lagi kalau berhadapan dengan improvisasi

No comments:

Post a Comment