Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman berlokasi Jl. Bintaran Wetan No. 03 Yogyakarta.
a. Museum ini semula gedung bekas kediaman Panglima Besar Jenderal Sudirman dan dijadikan Sasmitaloka (Tempat untuk mengingat / mengenang) dalam ruang mengabadikan riwayat hidup dan perjuangan Jenderal Sudirman dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Ruangan-ruangan di Sasmitaloka ini (gedung ) ditata sedemikian rupa seperti halnya ketika Pak Dirman beserta keluarganya menempati gedung ini dan barang-barang koleksi bersejarah.
c. Koleksi pemberian Rumah Sakit Panti Rapih
d. Delman andong yang pernah dipakai Pangsar Sudirman.
e. Mobil Chevrolet waktu jemput Pangsar Sudirman dari medan gerilya
f. Mantel Wool / Jubah yang selalu dipakai selama Gerilya.
Dalam rangka melestarikan nilai-nilai '45 dan nilai-nilai TNI �45, dipandang perlu adanya monumen-monumen untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dan tokoh-tokoh pelaku sejarah Angkatan Darat/TNI. Guna mewujudkan hal tersebut di atas, Dinas Sejarah Angkatan Darat mengabadikan gedung bekas kediaman Pang!ima Besar Jenderal Sudirman yang terletak di Jalan Bintaran Wetan No. 3 Yogyakarta menjadi "Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman� seperti halnya dengan "Museum Sasmitaloka Jenderal TNI A. Yani" di Jalan Lembang D. 58 Jakarta.
Usaha menuju terwujudnya Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman dilakukan sejalan dengan usaha untuk mewujudkan Museum TNI Angkatan Darat tingkat pusat yang memadai. Rencana tersebut baru dapat terwujud pada tanggal 30 Agustus 1982, bertepatan dengan peresmian Museum Pusat TNI Angkatan Darat �Dharma Wiratama�. Secara simbolis Kasad Jenderal TNI Poniman telah berkenan meresmikan gedung bekas kediaman Panglima Besar Jenderal Sudirman menjadi "Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman�. Sasmitaloka tersebut merupakan tempat untuk mengabadikan riwayat hidup dan perjuangan almarhum Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Sasmitaloka berasal dari bahasa daerah yaitu bahasa Jawa. Secara etimologis berasal dari kata "Sasmita" berarti pengeling-ngeling, mengingat, mengenang dan "Loka" berarti tempat. Jadi Sasmitaloka Pangsar Jenderal Sudirman adalah merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Gedung induk berisi koleksi benda-benda yang dimiliki oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman beserta keluarga pada waktu beliau menempati gedung tersebut mulai tanggal 18 Desember 1945 sampai dengan tanggal 19 Desember 1948. Sedangkan gedung yang berada di sebelah kanan, belakang dan samping kiri dari gedung induk berisi koleksi benda-benda semasa pengabdian Panglima Besar Jenderal Sudirman dari masa setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, khususnya benda-benda semasa perjuangan yang dikenal dengan periode "Wiro Lelono', hingga kembali ke Ibukota Rl, Yogyakarta.
SEJARAH SINGKAT GEDUNG.
Gedung yang diabadikan menjadi Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman mempunyai riwayat yang cukup panjang sesuai dengan fungsi/pemakaiannya.
1. Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda gedung induk tersebut merupakan tempat tinggal pejabat keuangan Puro Paku Alam VII.
2. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini dikosong kan dan barang-barangnya disita.
RINGKASAN RIWAYAT HIDUP PANGLIMA BESAR JENDERAL SUDIRMAN.
Pada hari Senin Pon bulan Maulud tahun 1334 Hijriah di Dukuh Rembang, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga lahirlah seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Sudirman. Dia lahir di rumah kediaman Asisten Wedana (Camat) R. Cokrosunaryo. Sejak bayi tersebut masih dalam kandungan ibunya telah disepakati menjadi anak dari Camat R. Cokrosunaryo. Ayah dari anak tersebut bernama Karsid Kartawiraji dan ibunya bernama Siyem. Sejak kecil Sudirman diasuh dan dididik oleh R. Cokrosunaryo. Dua tahun kemudian keluarga Karsid Kartawiraji mempunyai putra lagi seorang anak laki-laki dan diberi nama Mokhamad Samingan.
Sumber rujukan : Situs Resmi TNIAD
No comments:
Post a Comment