Saturday, February 26, 2011

Malaikat Pelindung

Suatu ketika ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka ia bertanya kepada Tuhan, “Ya Tuhan, engkau akan mengirimkan aku ke bumi. Tapi aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?”
Tuhanpun menjawab, “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seseorang yang khusus untukmu, dia akan merawat dan mengasihimu.” Si kecil bertanya lagi, “Tapi disini disurga ini aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu sudah cukup untuk membuatku bahagia.” Tuhanpun menjawab, “Taka apa, Malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.” Namun Si kecil bertanya lagi, “Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?
Tuhanpun menjawab, “Malaikatmu itu akan membisikkanmu kata-kata yang indah, dia akan selalu sabar berada disampingmu. Dan dengan kasihnya dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia. Si kecil bertanya lagi, “Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padamu Ya Tuhan?”
Tuhanpun kembali menjawab, “Malaikatmu itu akan membimbingmu, dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan mengajarkanmu untuk berdo’a.” Lagi-lagi Si kecil menyelidik, “Namun aku mendengar disana banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?”
Tuhanpun menjawab, “Tenang, malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu.” Namun Sikecil kini malah menjadi sedih, “Tuhan tentu aku akan menjadi sedih jika tak melihat-Mu lagi.”
Tuhan menjawab lagi, “Malaikatmu akan selalu mengajarkan keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu bagaimana agar selalu patuh dan taat kepada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu aku akan selalu ada disisimu.”
Hening. Kedamaianpun kembali menerpa surga. Suara-suara panggilan dari bumi mulai sayup-sayup terdengar. “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama dari malaikat pelingdungku itu…”
Tuhan kembali menjawab, “Nama malaikatmu itu tak begitu penting… Hanya saja kamu akan sering menyebutnya dengan panggilan: Ibu…”

Sumber: http://www.temanbaru.com/?p=940

Thursday, February 24, 2011

Ketika Aku Sudah Tua ( Pesan Orang Tua Kita )


Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku……
Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah
bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.
Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah
beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu
mandi?
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru,
jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa”
darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk
memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau
di samping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu
mulai belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh
rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga
untukmu.
Pesan:
Hormati Ayah dan Ibumu sebelum mereka meninggalkan anda dengan kedukaan yang mendalam.

Kisah 1000 Kelereng

Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.

Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.

Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.


“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.

Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.

Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.

“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.

“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.

“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.

“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.

“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”

Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.

“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Dikutip dari Indonesian groups

Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?

Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?

ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?

Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.



sumber: http://kumpulanceritamotivasi.blogspot.com/2009/08/kisah-1001-kelereng.html

Sunday, February 20, 2011

Negeri Seribu Kuil ( Khatmandu )

Kathmandu dipercayai dibangun oleh raja Gun Kamdev pada 723. Menurut legenda, kawasan itu dahulu berupa danau. Namun seorang pengikut ajaran Buddha Shakyamuni bernama Manjushri membelah sebuah bukit di bagian selatan sehingga memudahkan air untuk mengalir. Hal itu membuat daerah tersebut menjadi layak huni. Seluk-beluk nama 'Kathmandu' tidak diketahui. Namun sebuah teori menyatakan, nama itu diambil dari kata 'Kastha-Mandapa', sebuah pagoda yang dipahat dari sebuah pohon menurut perintah Raja Lakshmi Narasingha Malla pada 1596.


Orang-orang berjalan di bawah merpati yang beterbangan di Kathmandu Durbar Square, sebuah situs warisan dunia di Kathmandu, Nepal


Seorang pengemis menunggu sedekah di dekat stupa Swayambhunath di Kathmandu, Nepal


'Bendera doa' menggantung di atas seorang biksu yang sedang melakukan ritual doa di sekitar stupa Boudhanath di Kathmandu, Nepal


Umat Budha melakukan ritual doa di sebuah kuil di Kathmandu


Seorang biksu menutupi dirinya dengan selimut saat melakukan ritual doa di Kathmandu, Nepal


Wisatawan mencoba memutar 'roda doa' saat berkunjung ke stupa Boudhanath


Umat Budha melakukan ritual di Kuil Swayambhunath


Orang-orang berjalan melewati stupa Boudhanath


Umat Budha melakukan ritual doa di stupa Boudhanath


Para penari menunggu giliran saat acara peresmian Nepal Tourism Year 2011 di Kathmandu

Sumber Vivanews.
Foto by AP Photo/ Gemunu Amarasinghe

Monday, February 14, 2011

Naypyidaw Ibu Kota Baru Myanmar


Naypyidaw resmi dieja Nay Pyi Taw, merupakan ibu kota Myanmar yang baru. Pada tanggal 6 Nopember 2005 ibukota Myanmar resmi dipindah dari Yangoon ke Naypyidaw (3,2 km barat Pyinmana dan 300 km utara Yangoon). Pembangunan masih dilakukan secara besar-besaran oleh pemerintah dan ditargetkan selesai pada tahun 2012. Naypyidaw terletak diantara pegunungan Bago Yoma dan Shan Yoma. Pada 2009, jumlah penduduk di Naypyidaw 925.000 orang yang membuat kota itu menjadi kota terbesar ke-3 di Myanmar setelah Yangoon dan Mandalay. Luas kota ini 7.054,37 km2.

Naypyidaw merupakan Wilayah Uni dibawah pemerintahan langsung dari presiden, dan dipimpin oleh ketua dan anggota dewan yang lansung diangkat oleh presiden. Wilayah Uni Naypyidaw terdiri dari pusat kota dan 8 kota sekitarnya. Pusat kota terdiri dari 8 wilayah Pyinmana, Lewe, Tatkon, Pyinnya, Bagwa, dan Mingala. Wilayah pusat kota itu sebelumnya merupakan wilayah dari Kabupaten Yamethin. Sedangkan Oathara Thiri, Dekkina Thiri, Poppha Thiri, Zapu Thiri, dan Zeyar Thiri merupan kota-kota baru yang sedang dibangun. Pada Desember 2009, kantor-kantor pemerintahan telah dipindah ke ibu kota administratif, hanya saja kantor direktorat kementrian tetap berada di Yangoon.

Naypyidaw dinilai lebih strategis dari Yangoon, terletak di pusat/tengah negara, dan merupakan pusat transportasi yang berdekatan dengan negara bagian Shan, Kayan, dan Karen sehingga membuatnya dijadikan ibu kota yang baru. Namun alasan resmi dipindahnya ibu kota karena Yangoon telah sesak dan hanya memiliki sedikit ruang untuk ekspansi masa depan kantor pemerintah. Sedangkan beberapa diplomat barat berspekulasi pemindahan itu dikarenakan pemerintah khawatir dengan kemungkinan invasi  asing yang mungkin terjadi di Yangoon karena terletak di tepi pantai dan rentan terhadap pendaratan seaborne.

Cityescape
Naypyidaw masih kekurangan fasilitas yang dibutuhkan sebuah ibu kota negara. Sehingga diatur menjadi beberapa zona.
1. Zona Residensial
    Area perumahan secara hati-hati terorganisir. Sedangkan apartemen dialokasikan meurut pangkat  dan status perkawinan. Sehingga banyak penduduk kota yang masih tinggal di daerah kumuh. Warna atap apartemen disesuaikan dengan pekerjaan warga mereka. Misal yang bekerja di Departemen kesehatan tinggal di apartemen dengan atap biru begitu pula dengan yang bekerja di Departemen Pertanian tinggal di apartemen dengan atap hijau. Sedangkan pejabat tinggi pemerintah tinggal di rumah mewah.
2. Zona Militer
    Pejabat tinggi dan perwirw militer tinggal dalam satu komlpeks yang jauhnya 11 km dari daerah pemerintah daerah biasa. Zona ini merupakan zona terbatas yang tidak dapat diakses oleh warga negara dan orang lain tanpa izin tertulis. Di zona ini jalanan memiliki 8 lajur yang memungkinkan pesawat kecil untuk mendarat.
3. Zona Departemen
Balai  Kota Naypyidaw
    Zona ini berisi markas besar departemen pemerintah Myanmar. Sebuah kompleks yang memiliki 31 bangunan parlemen dan dan sebuah istana presiden dengan 100 ruangan. Zona ini juga berisi bangunan balai kota yang menyerupai gedung pemerintah Uni Soviet namun memiliki gaya atap Myanmar. Di belakang balai kota terdapat taman dengan air terjun buatan dan taman bermain.
4. Zona Hotel
Hotel Royal Kumudra, dalam "Zona Hotel" dari Naypyitaw
    Zona hotel memiliki hotel bergaya villa yang ada di bukit-bukit pinggiran kota. Saat ini ada 12 hotel yang berada di atau dekat Naypyidaw, 8 diantaranya berada di zona hotel Naypyidaw dan 2 di Lewe pada jalan Yangoon-Mandalay.
5. Belanja
Pusat Perbelanjaan Mall Junction
    Pasar Myoma Naypyidaw saat ini adalah pusat komersial di Naypyidaw. Pusat perbelanjaan lainnya adalah Pasar Thapye Chaung dan Pusat Junction Naypyidaw.
6. Rekreasi
Masuk ke Taman Nasional Herbal
    Ngalaik Lake Gardens yang dibuka pada tahun 2008 adalah taman air kecil yang terletak di sepanjang Bendungan Ngalik, dekat Desa Kyweshin (sekitar tujuh mil dari Naypyidaw). Taman Zoologi Naypyiday juga merupakan tempat rekreasi disana. Dibuka pada tahun 2008 dan telah memiliki 420 hewan. Ini merupakan kebun binatang terbesar di Myanmar. Selain itu juga ada Taman Nasional Herbal yang mempunyai luas 0,81 km2 dan telah memamerkan tanaman yang memiliki fungsi sebagai obat dari semua daerah di Myanmar. Ada ribuan tanaman di taman, yang mewakili ratusan spesies yang berbeda. [26]
Naypyidaw also has two golf courses (Nay Pyi Taw City Golf Course and Yaypyar Golf Course), and a gem museum. Naypyidaw juga memiliki dua lapangan golf  (Nay Pyi Taw City Golf Course dan Yaypyar Golf Course), dan sebuah museum permata. 
7. Uppatasanti Pagoda
Uppatasanti Pagoda
    Uppatasanti pagoda adalah sebuah pagoda besar yang memiliki ukuran dan bentuk yang serupa dengan Shwedagon Pagoda di Yangoon. Uppatasanti Pagoda selesai pada tahun 2009. Pagoda ini hanya 30 cm lebih pendek dari Shwedagon Pagoda.
8. Zona Internasional
    Pemerintah telah diberi 2 hektar lahan untuk kedutaan asing dan kantor pusatmisi PBB.

Transportasi
1. Rel
    Saat ini Naypyidaw dilayani oleh Pyinmana Stasiun dan Lewe Stasiun. Dan hanya Stasiun Pyinmana yang terletak di jalur kereta api antara Yangoon-Mandalay. Sedangkan Stasiun Lewe berada di jalur dari Pyinmana ke Kyauk Pa Daung.
    Stasiun Naypyidaw sendiri  telah dibuka di No milepost (233 / 0) di antara Stasiun Ywataw dan Stasiun kereta api Kyihtaunggan di jalur Yangon-Mandalay dengan area stasiun  9.000 "x 4.000 'dan area tertutup dari 826,5 hektar (3,345 km2). Stasiun kereta api Naypyidaw dibuka pada tanggal 5 Juli 2009, meskipun pembangunan jembatan, Lokomotif Shed, jalan beton di pintu masuk ke stasiun, tempat parkir di depan stasiun , lounge No.3 dan platform belum dilakukan.
2. Udara
Ilustrasi Bandara Naypyidaw
    Bandara Naypyidaw dan juga dikenal sebagai Bandar Udara Ayelar, terletak 10 mil (16 km) tenggara kota, antara kota Lewe dan Ela. Bandara ini dilayani oleh semua maskapai penerbangan domestik yaitu Air Bagan, Air Mandalay, Myanmar Airways, dan Ynagon Airways. Sejak April 2009, bandara ini mengalami konstruksi besar-besaran untuk menambah kapasitas penumpang menjadi 3,5 juta penumpang per tahun.

Rumah sakit Naypyidaw
Rumah sakit Naypyidaw dibuka tahun 2006. Dan kota-kota terdekat seperti Lewe, Pyinmana, dan Tatkon masing-masing memiliki satu rumah sakit. Untuk komunikasi Kota ini memiliki cakupan ponsel CDMA mulai dari 2009. Saluran telepon pribadi untuk karyawan yang tinggal di apartemen pemerintah tidak diperbolehkan, sehingga harus menggunakan telepon umum. Naypyidaw adalah satu-satunya tempat di Burma di mana listrik tersedia 24 jam sehari.

Saturday, February 12, 2011

Siapakah Dia???

Ini Merupakan Cerpen pertamaku, yang aku buat karena ada tugas dari guru Bahasa Indonesia..


SIAPAKAH DIA ???
Oleh : Eki Adetya Nugraha

Rico masih menangis di pemakaman adiknya dibawah sebuah pohon besar. Kemarin dia baru saja ditinggalkan oleh adik kesayangannya Viola yang duduk di bangku kelas satu SMP yang meninggal karena leukimia. Tapi ia masih memiliki seorang kakak perempuan bernama Rita, yang sekarang sudah duduk di bangku kuliah. Sedangkan dia sendiri duduk di bangku kelas tiga SMP. Sudah lama dia dipemakaman. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang karena hari mulai petang dengan menuntun sepedanya.Baru lima langkah berjalan, tiba-tiba sebuah dahan pohon jatuh dan mengenai kepalanya. Rico pun terjatuh dan tidak sadarkan diri beberapa saat.

Tak lama kemudian ia terbangun. Melihat disekitarnya sudah agak gelap, ia langsung bangun dan menaiki sepedanya menuju rumahnya. Sesampainya di rumah ia langsung memasukkan sepedanya ke garasi di samping rumahya kemudian ia masuk rumah, tapi dia tidak menemukan seorangpun didalam rumah. Lalu ia berlari ke kamarnya di lantai dua. Sebelum masuk ke kamarnya, dia melihat kamar Viola dan masuk kesana. Kamar tersebut masih bersih dan tertata rapi dengan barang-barang milik adiknya itu. Ia masih teringat kejadian dirumah sakit seminggu lalu ketika ia dan mamanya menjaga adiknya. Saat itu Rico ingin pergi ke rumah temannya Angga. Ia minta diantar oleh ibunya, maklum saja jarak antara rumah sakit dan rumah Angga jauh, selain itu sopir yang biasa mengantarnya masih pergi menjemput ayahnya di bandara.

“ Ma, antarkan aku ke rumah Angga, karena aku sudah janji dengannya.” Kata Rico. “ Siapa yang mau jaga adikmu nanti?”. Sahut mamanya. “ Iya kak, aku juga gak mau ditinggal sendiri.” sahut adiknya.
Akhirnya terjadi pertengkaran antar Rico dan adikknya. Sampai akhirnya ia terpaksa pergi seendiri karena memang mamanya tidak mau mengantar. Rico dan adikknya memang selalu bertengkar, tidak ada yang mau mengalah. Walaupun ada pasti adiknya yang mengalah.

Kejadian itu masih teringat di benaknya. Tiba-tiba terdengar suara bel dari depan. Ia segera lari ke bawah untuk membukakan pintu. Setelah dibuka betapa terkejutnya Rico ketika ia melihat di balik pintu adalah kedua orang tuanya yang membawa seorang anak perempuan di kursi roda. Setelah diperhatikan ternyata anak itu mirip Viola, adiknya.

“ Siapa dia ma???” Kata Rico yang merkejut karena melihat anak yang dibawa kedua orang tuanya itu. “ Inikan Viola adikmu.” Sahut mamanya. “ Masa sama adik sendiri lupa?” Kata papanya. Adiknya hanya senyum-senyum diatas kursi roda itu.” Sudah adikmu masih harus istirahat” kata mamanya, sambil mendorong kursi roda dan berlalu dengan papanya. Rico masih terpaku di depan pintu karena kaget dengan kejadian itu.

Malamnya, setelah sholat magrib berjamaah, ia makan bersama dengan keluarganya, termasuk adiknya yang tadi dibawa orang tuanya itu. Sembari mamanya menyiapkan makanan, Rico terus menerus menanyakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh adiknya yang telah meninggal.” Kemarin kamu peringkat berapa?, siapa nama temanmu yang paling sering kamu ajak bermain ke sini?, Apa nama novel yang paling sering kamu baca?” kata Rico, sambil mendekatkan kepalanya ke wajah anak itu. “ Sudahlah Co, jangan tannya hal seperti itu, adikmu tentu bisa menjawab” kata mamanya yang tiba-tiba berada di sebelahnya, Rico juga kaget kenapa mamanya bisa tahu apa maksud ia menanyakan itu. “Sudah ayo makan” kata papanya. Setelah makan Rico masuk ke kemarnya sambil terus berfikir mengenai anak itu.

Tiba-tiba pintu kamarnaya dibuka oleh mamanya. “ Kenapa kamu hari ini? Kok sepertinya sikapmu kepada adikmu aneh” kata mamanya.” Ma, sebenarnya siapa anak itu, kok mirip Viola?” kata Rico.
“ Itukan adikmu, tadi mama menjemputnya dari rumah sakit, karena kata dokter sudah boleh dibawa pulang.” Jawab mamanya. “ Ma, buakannya Viola sudah meninggal kemarin, kan kita sekeluarga datang ke acara pemakamannya.”kata Rico menjelaskan kepada mamanya. Kening mamanya mengkerut dan langsung berkata, “ Apa-apaan kamu ini, kemarin mama dan papa kan di rumah sakit.” Tiba-tiba adiknya datang dengan kursi roda. “ Ma, Viola ngantuk, temani aku tidur ya?”. katanya.
Mamanya langsung pergi sambil mendorong kursi roda adiknya. Rico pun langsung merebahkan diri ke tempat tidur sambil terur-menerus memikirkan anak itu.

Keesokan harinya setelah sarapan ia langsung mengajak mamanya untuk pergi ke pemakaman adiknya, untuk membuktikan perkataannya semalam, tapi dia meminta agar Viola yang berada dirumahnya tidak diajak. Mamanya menyetujuinya mereka berdua langsung pergi ke pemakaman dengan mobil. Di depan pemakaman ia membeli bunga. Lalu masuk ke pemakaman. Ia mencari pohon besar yang menjadi patokan tempat pemakaman adiknya. Setelah berputar-putar cukup lama, akhirnya dia menemukannya. Tapi alangkah terkejutnya Rico melihat nisan adiknya tidak bernama.

“Nisan ini tidak bernama Rico.”Kata mamanya. “Ta.. Ta.. Tapi, kemari nisan ini bernama dan terukir dinisan ini nama Viola, ma.”Jawabnya. “Sudahlah, mungkin kamu sedang banyak pikiran, ayo kita pulang.”kata mamanya. Rico dan mamanya pun pulang.
Sesampainya di rumah ternyata adiknya sudah menunggu di teras rumah. Mamanya pun menghampirinya,”Sedang apa kamu disini ?” tanya mamanya. “ Ma, aku minta dibelikan kucing anggora”, kata Viola. “Bukannya kamu tidak suka kucing, katamu kamu takut digigit kucing, kamu juga alergi dengan kucing kan?” Kata Rico. “Sudahlah, ayo mama antar, nanti kamu yang milih ya.” Kata mamanya. Merekapun pergi ke toko hewan.
Rico masuk ke rumah sambil mencari cara untuk membuktikan bahwa anak itu bukan Viola adiknya. Ia duduk di depan meja belajarnya.” Kenapa nisan Viola tidak bernama?, padahal kemarin masih bernama. Kenapa semua ini ter jadi? Apa yang sebenarnya terjadi?” Kata Rico dalam hati. Dia melihat kalender di samping meja belajarnya. Dia baru sadar bahwa besok adalah hari ulang tahun Viola. Kemudian terdengar suara adiknya dari ruang tamu, ia keluar dari kamarnya dan melihat adiknya membawa seekor kucing anggora dengan bulu lebat berwarna putih dan memperlihatkan kepada papanya yang juga keluar dari ruag kerjanya, mungkin karena ia juga mendengar suara adiknya itu.

Rico langsung berlari kebawah dan berkata,”Berarti besok kamu tidak usah minta hadiah dari mama”. “Memang besok ada apa?” Jawab Viola.”Jadi kamu lupa ya?? Besok kan hari ulang tahunmu”. “ Ya.. gak papa kok, aku kan udah dapet.” Jawab adiknya itu. Rico keheranan biasanya adiknya itu kalo ulang tahun minta dibelikan hadiah yang banyak, selain itu dia selalu minta dirayakan ulang tahunnya, dengan mengundang semua teman satu kelasnya. “Bagaimana kalo besok kita pergi jalan-jalan?” Kata papanya. “Hhmm... baiklah mama setuju, lagian besok kan Hari Minggu, kita keliling kota saja.” Sahut mamanya.

Keesokan harinya mamanya telah menyiapkan bekal makan siang dan segala keperluannya. Mereka pergi setelah sarapan. Mereka pergi keliling kota. Sampai akhirnya datang waktu makan siang, mereka berhenti di sebuah taman di atas sebuah bukit di kota itu. Sesampainya disana mama dan papanya menyiapkan keperluan untuk makan siang. Tiba-tiba Nia teman sekolah Viola menghampiri mereka.

”Selamat siang tante, om, dan kak Rico.” Katanya. “Selamat siang” jawab mama dan papa bersamaan. Nia langsung mengajak Viola ngobrol, sedang Rico duduk di sebelah kursi roda adiknya. “Hai Viola, Apa kabar?, Kapan kamu pulang dari rumah sakit?” kata Nia. Dengan sedikit bingung Viola menjawab,”Hai juga, kabarku baik-baik saja, dua hari lalu aku pulang.” Jawab Viola.
“ Ow.., oya selamat ulang tahun ya, hari ini kan kamu ulang tahun, apa kamu tidak mengundang aku dan teman-teman kepestamu?” kata Nia. “Makasih ya, nggak tahun ini aku nggak minta untuk dirayakan.” Jawab Viola. “O.., oya Ega kemarin bilang ke aku, katanya ia kangen sama kamu.” Kata Nia. “Ha..Ha..Ha.., kok bisa dia kangen sama aku?” kata Viola. “Mana ku tau, oya dia juga pingin ketemuan sama kamu.” kata Nia.”Aku juga kangen sama dia, dia kan cowok terganteng di sekolah.” Jawab Viola. Nia dan Rico sama-sama kaget, lalu Nia menjawab,” Kamu ini, tumben-tumbennya buat lelucon, Ega itu kan cewek, kok bisa ganteng sih, aku dan Ega kan sering kamu ajak ke rumahmu ketika pulang sekolah.” Kata Nia. “He He, iya aku lupa.” Kata Viola. “ Viola.. Viola.., ya sudah aku pulang dulu, jangan lupa besok kamu harus pergi ke alun-alun karena ada perlombaan untuk agustusan, mungkin kamu juga bisa ketemu Ega.” Kata Nia. Lalu ia pergi.
Sebenarya Rico tahu kalau adikknya ini tidak tahu kalau Ega perempuan, dia bilang bahwa Ega itu laki-laki bukan karena buat lelucon, tapi karena dia tidak tahu. Rico semakin yakin bahwa ia bukan Viola adiknya, karena adiknya sudah meninggal.

Keesokan harinya Rico mengajak adiknya ke alun-alun untuk melihat perlombaan. Disana mereka bertemu Nia dan Ega. Rico berdiri di kiri kursi roda adiknya, sedangkan Nia dan Ega di sebelah kanan. Ketika mereka asyik mendukung para pemain tiba-tiba ada seberkas cahaya. Ternyata seorang reporter yang memfoto kemeriahan acara tersebut.
Rico mendatangi reporter tersebut. “Selamat siang, maaf mengganggu”. “Siang, tidak apa-apa. Ada yang bisa saya bantu?” kata reporter itu . “Saya mau tanya, apakah anda seorang reporter?” kata Rico. “Iya benar, saya seorang reporter surat kabar yang sedang meliput kemeriahan acara di sini”. Jawabnya. “Kapan berita ini diterbitkan?” tanya Rico. “Besok sudah bisa dibaca.” kata reporter itu. “O, makasih pak.” Kata Rico yang kemudian pergi menuju tempat adiknya tadi.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali ia menunggu di depan rumahnya untuk membeli surat kabar yang memuat berita tentang perayaan agustusan di alun-alun kemarin. Begitu penjual koran datang ia langsung membeli koran itu dan segera menuju kursi di terasnya. Kemudian ia segera mencari halaman berita yang ia cari. Lalu ia menemuka berita dengan judul ‘Kemeriahan Agustusan di Alun-Alun Kota’. Tapi tiba-tiba matanya terbelangak kaget dan badannya merinding ketika melihat foto di berita tersebut. Disana tidak ada foto adiknya, diantara Rico dan Nia kosong padahal seharusnya ada adiknya yang duduk di kursi roda. Matanya masih tercengang melihat foto itu, “Siapa dia?, Makhluk apa dia?, Dari mana dia?, Mengapa tidak bisa ditangkap oleh lensa kamera?” Rico bertanya kepada dirinya sendiri.
Rico masuk ke rumahnya dan melihat mamanya yang sedang menangis, dan disampingnya ada papanya yang berusaha menenangkan mamanya itu. “ Ada papa ma?” tanya Rico. “Mama masih sedih dengan kejadian kemarin”. ”Kejadian apa ma?” tanya Rico lagi. “Meninggalnya adikmu, Viola.” Jawab mamanya. Rico kaget. “ Bukannya mama membawa Viola dari rumah sakit tiga Hari lalu? Mama juga membelikannya seekor kucing permintaannya, mengajaknya ke taman disaat ulang tahunnya?” kata Rico.

Mama dan Papanya bingung dengan kata-kata Rico. Mereka merasa tidak pernah melakukan semua itu. Rico pun jadi tambah bingung Ia pun mencari kucing yang dibeli adiknya. Tapi tidak menemukannya. Akhirnya dia menaiki sepedanya menuju pemakaman adikknya. Di perjalanan ia bertemu Nia dan Ega. Lalu Rico menanyakan kejadian di taman dua hari lalu. Tapi Nia merasa tidak melakukannya. Ia malah berkata bahwa dua hari lalu Viola masih berada rumah sakit.

Lalu Rico menanyakan tentang kejadian di alun-alun kemarin. Tapi mereka berkata bahwa hanya bertemu dengan Rico disana dan tidak ada Viola. Mereka juga berkata bahwa kemarin lusa Viola meninggal, jadi bagaimana mungkin bisa bertemu dengannya kemarin di alun-alun.

Rico pun segera menuju pemakaman dan mencari pohon besar itu setelah menemukannya Rico kembali kaget melihat nisannya ada namanya adiknya, Viola. Padahal ketika ia mengajak mamanya nisan itu tidak bernama. “Kenapa seolah-olah hari berputar lagi ke hari sebelum meninggalnya Viola. Lalu Viola datang dengan sejuta pertanyaan.” kata Rico menanyakan kepada dirinya sendiri. Dan hanya ada satu pertanyaan di benak Rico saat itu, “ SIAPAKAH DIA???”.

-TAMAT-

FT Island - Sarang Sarang Sarang

Ini juga lagu korea yang aku suka..


Lyric:

심장이 멈춘다 내숨이 멎는다 니가 떠난다
Simjangi momjunda nesumi motnenda niga nonanda)
 detak jantungku berhenti nafas pun tak berhela saat kau tinggalkanku
가슴이 시리게 너만 사랑했다 행복했었다
(Kasemi sirige noman saranghetta hengbokhessotta)
hati teriris, sungguh hanya kau telah kucinta, kubahagia
니남자로 태어나서 한없이 사랑했었다.
(Ninamjaro teonasso hanopsi saranghessotta
terlahir sebagai laki2, nmun tak ada selain dirimu yang kucinta
그걸로 됐다 눈물꾹 참아보련다.
(Kegollo dwetta nunmul kuk chamaboryonda)
cukup sudah semuanya, kan kutahan airmata ini.

빗물이 온몸을 적신다, 애써 고개를 들어 하늘을 바라본다
(Bitmuli unmumel joksinda, to eso gogerel dero hanerel barabonda)
airhujan basahi seluruh tubuh, lalu kucoba hadapkan kepala pada langit
눈에 들어간 비가, 너를 생각하며 참고 참아왔던 눈물을 대신해준다
(Ne nune deroganbiga, norel senggakhamyo chamgo to chamawatton nunmurel desinhejunda)
matakupun kejatuhan air hujan,bila kupikirkanmu hanyalah sabar dan sabar menyertai airmata ini.

 *) 미치도록 사랑해서 너무나 행복했었
  (michidorok sarangheso nomuna hengbokhessotta)
    sungguh gila mencintaimu, tapi kubahagia
    사랑한 추억은 내게준 너를 보낸다.
    saranghan juokeun negejun norelbonenda)
    kenangan manis kau berikan, kini kan kurelakan bersamamu..
reff: 안녕 사랑 사랑 사랑
       (anyong ne sarang sarang sarang)
       wahai cinta cinta cinta
      잘가요 사랑 사랑 사랑
       (jal gayo ne sarang sarang)
       selamat jalan cinta cinta cinta
      차오르는 나의 눈물이 온몸을 적셔도
       (chaorinen nae nunmuri unmumel jok syodo)
       kan usap air mata yang membasahi seluruh tubuh ini
      이제는 good bye good bye good bye
       (ijenen good bye good bye good bye)
       sekarang good bye good bye good bye
      나를 떠나 부디 행복해 한걸음, 한걸음 니가 멀어진다
       (narel tona budi hengbokhe han gorem,han gorem niga morojinda)
      meninggalkanku kuharap kan bahagia, melangkahlah karna jalanmu masih panjang...

말없이 술잔을 채운다, 힘겹게 손에들며 한숨을 뱉어본다
(Malopsi suljanel cheunda, himgyopge sonedelmyo hansumel betobonda)
tanpa kata cangkir soju kuisi penuh, sambil kuangkat gelasnya kuhempaskan nafas yang menyakitkan ini...
한잔을 마셔본다 너를 생각하며 참고또 참아왔던 눈물을 함께 삼킨다 
(Hanjanel masyobonda norel senggakhamyo chama to chamawatton nunmurel hamke samkinda)
setelah meminum soju lalu bila ku berpikir tentangmu biarlah sabar dan airmata ini kutelan

>bact to: *), reff.<


가슴이 차가워, 사랑을 몰랐는데, 정말 고마워
(Nan kaseumi chagawo sarangel molanende jongmal gomawo)
hatiku membeku, ku tak mengerti tentang cinta, sungguh kuberterimakasih padamu,
이제야 아랐어, 이렇께 사랑이란곳...
(Ijeyo arasso, iroke sarangiran got..)
sekarang kumengerti...oh, gini toh percintaan itu..
back to: reff<
빗물이 온몸을 적신다 하늘을 바라본다
(Bitmuli unmumel joksinda,hanerel barabonda)
airhujan basahi seluruh tubuh, kulihat awan itu
차오르는 나의 눈물이 온몸을 적셔도
(chaorinen nae nunmuri unmumel jok syodo)
 kan usap air mata yang membasahi seluruh tubuh ini
이제는 good bye good bye good bye
(ijenen good bye good bye good bye)
saatnya berpisah...
나를 떠나 부디 행복해 한걸음 한걸음 니가 멀어진다
(narel tona budi hengbokhe han gorem,han gorem niga morojinda)
meninggalkanku kuharap kan bahagia, melangkahlah karna jalanmu masih panjang..